Senin, 14 Maret 2011

Cahaya

Cahaya merupakan faktor lingkungan vital yang mempengaruhi sistem kehidupan pada jenjang populasi. Tanpa komponen radiasi matahari ini, begitu banyak jumlah organisme yang sudah dikenal itu tidak mungkin ada. Fungsi cahaya merupakan faktor ekologik yang bervariasi intensitasnya, panjang gelombangnya serta deviasi penyinarannya. Kadang-kadang cahaya dipandang sebagai komponen iklim utama, terutama bila iklim dikaitkan dengan jumlah jam penyinaran sinar surya dalam  kurun waktu tertentu (Wirakusumah,2003).

Intensitas cahaya paling penting dalam vegetasi, yang telah dipilih merupakan situasi dimana tanaman itu hidup yang responnya terhadap selang batas nilai cahaya tertentu. Manakala intensitasnya turun sehingga tidak mencukupi untuk keperluan metabolisme, sedangkan nilai cahaya telah melampaui (compensation point). Tingkat ini hanya didekati pada permukaan tanah di bawah tajuk yang tebal, dimana telah banyak terjadi intersepsi cahaya oleh lapisan terjal lebih atas. Intensitas cahaya juga dapat jatuh di bawah titik kompensasi pada hari-hari berawan, saat fajar da magrib dan di bawa permukaan iar dalam (Wirakusumah,2003).
Intensitas cahaya dapat diukur da dinyatakan dalam dua cara; dengan ukuran iluminasi atau energi sel-sel fotoelektrik suatu alat pengukur cahaya mengukur iluminasi itu. Dalam studi ekologi sekarang ini, pernyataan kuantitatif ini diganti dengan satuan kalori/cm² yang dikenal sebagai Langlei. Radiasi sinar matahari yang menyentuh permukaan planet bumi ini intensitasnya 2 gcal/ cm². Absorpsi oleh atmosper,awan dan uap udara mengurangi intensitas cahaya itu menjadi 1,3 gcal/ cm². Dari intensitas cahaya itu, 45% merupakan cahaya lembayung (visible sunlight) dengan jumlah yang sama radiasi inframerah dan 10% sinar ultra violet.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright (c) 2010 Bioteknologi and Powered by Blogger.